Simbol adalah tanda dimana hubungan dengan objeknya ditentukan oleh konvensi, persetujuan ataupun aturan bersama. Simbol menunjuk pada objeknya melalui persetujuan sosial yang arbiter, sebagai contohnya adalah segala kata-kata yang biasa diucapkan seperti “memberi”, “burung”, “menikah”, adalah contoh dari simbol. Tanda simbol dipakai pada apapun yang mungkin ditemukan untuk merealisasikan ide agar berhubungan dengan kata; tetapi ini tidak mengidentifikasi hal-hal itu. Tanda ini tidak menunjukkan kita seekor burung ataupun menjadikannya ada sebelum mata kita mendapatkannya, ataupun juga tentang pernikahan, tetapi semua ini mengandaikan bahwa kita memiliki kemampuan untuk membayangkan segala hal itu dan bisa mengasosiasikan kata-kata yang diucapkan dengan itu semua. Contoh lainnya adalah bendera dan lampu lalu-lintas, dan juga jenis spesifik dari makanan, pakaian, tata gerak ataupun segala objek yang ada dalam sebuah kebudayaan tertentu.
Segitiga merah yang dipasang di jalan raya adalah sebuah simbol, dalam kesepakatan aturan lalu lintas, segitiga merah ini berarti “hati-hati”, pesan untuk berhati-hati. Contoh tanda simbolik dalam periklanan adalah logo dari perusahaan, hak paten, merek dari produk yang diiklankan ataupun bendera yang melambangkan sikap nasionalitas dari sebuah perusahaan ataupun produk yang diiklankan itu sendiri. Iklan Peugeot, sebagai contoh nyata yang menggunakan bendera Perancis untuk menunjukkan gambaran Perancis dalam iklan mobil. Iklan dari produk-produk olahraga Nike selalu dibubuhi dengan logo perusahaan berbentuk coretan kecil, dan semua tahu bahwa itu adalah lambang yang menyimbolkan perusahaan Nike itu sendiri.
Melalui Peirce, tanda memiliki kemungkinan fungsinya dalam tiga kapasitas tersebut (ikon, indeks dan simbol) tergantung dengan konteks ia berada. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa ada kemungkinan juga bahwa relasi yang terjadi di anatar ketiganya itu tidaklah bersifat mutual, tetapi bisa saja malah besifat hirarkis dalam artian salah satu dari ketiganya mendominasi yang lainnya. Apapun model dari hubungan ketiganya tergantung dari konteks dimana tanda itu terjadi.
Dalam periklanan, ikon, indeks dan model simbolik dalam gabungannya antara tanda dan objek seringkali terjalin. Contohnya adalah dalam sebuah iklan, ada gambar seorang pria memakai jas dan berpenampilan rapi, dia digambarkan membawa majalah bulanan yaitu Info Bank, Bisnis Indonesia, Swa, majalah bisnis, di sini, dengan membawa majalah itu ia telah menyerupai seorang pebisnis “business man” dalam tataran ikonik, demikian juga bahwa majalah itu termasuk dalam tataran indeksial yaitu mengacu kepada sebuah “investasi” atau “pasar finansial”, dan bahkan dalam tataran simbolik mengajak kita untuk melihatnya sebagai “kesuksesan finansial. Contoh lain dalam konteks itu juga dapat terlihat jelas dalam iklan-iklan saat ini, dimana hasil atau karya seni periklanan tersebut sungguh sangat ikonik, indeksial dan simbolik dalm hubungannya dengan produk yang diiklankannya sendiri.
Segitiga merah yang dipasang di jalan raya adalah sebuah simbol, dalam kesepakatan aturan lalu lintas, segitiga merah ini berarti “hati-hati”, pesan untuk berhati-hati. Contoh tanda simbolik dalam periklanan adalah logo dari perusahaan, hak paten, merek dari produk yang diiklankan ataupun bendera yang melambangkan sikap nasionalitas dari sebuah perusahaan ataupun produk yang diiklankan itu sendiri. Iklan Peugeot, sebagai contoh nyata yang menggunakan bendera Perancis untuk menunjukkan gambaran Perancis dalam iklan mobil. Iklan dari produk-produk olahraga Nike selalu dibubuhi dengan logo perusahaan berbentuk coretan kecil, dan semua tahu bahwa itu adalah lambang yang menyimbolkan perusahaan Nike itu sendiri.
Melalui Peirce, tanda memiliki kemungkinan fungsinya dalam tiga kapasitas tersebut (ikon, indeks dan simbol) tergantung dengan konteks ia berada. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa ada kemungkinan juga bahwa relasi yang terjadi di anatar ketiganya itu tidaklah bersifat mutual, tetapi bisa saja malah besifat hirarkis dalam artian salah satu dari ketiganya mendominasi yang lainnya. Apapun model dari hubungan ketiganya tergantung dari konteks dimana tanda itu terjadi.
Dalam periklanan, ikon, indeks dan model simbolik dalam gabungannya antara tanda dan objek seringkali terjalin. Contohnya adalah dalam sebuah iklan, ada gambar seorang pria memakai jas dan berpenampilan rapi, dia digambarkan membawa majalah bulanan yaitu Info Bank, Bisnis Indonesia, Swa, majalah bisnis, di sini, dengan membawa majalah itu ia telah menyerupai seorang pebisnis “business man” dalam tataran ikonik, demikian juga bahwa majalah itu termasuk dalam tataran indeksial yaitu mengacu kepada sebuah “investasi” atau “pasar finansial”, dan bahkan dalam tataran simbolik mengajak kita untuk melihatnya sebagai “kesuksesan finansial. Contoh lain dalam konteks itu juga dapat terlihat jelas dalam iklan-iklan saat ini, dimana hasil atau karya seni periklanan tersebut sungguh sangat ikonik, indeksial dan simbolik dalm hubungannya dengan produk yang diiklankannya sendiri.
No comments:
Post a Comment