Aug 27, 2008

homoseksualitas

Dalam memulai pembahasan khususnya mengenai homoseksualitas, maka haruslah juga disadari akan pentingnya pemahaman seks, seksualitas, gender serta pandangan dari segi biologi manusia itu sendiri. Dengan mengawali dari sisi tersebut maka menjadi landasan yang sangat kuat ketika kita mencoba untuk memamahaminya lebih luas dalam tataran praktis yang terjadi di dalam masyarakat. Fenomena homoseksualitas; gay dan lesbian, fenomena transgender dllnya sebenarnya sangat erat dan sangat dekat di dalam kehidupan sosial kita, tidak saja di luar Indonesia melainkan di Indonesia sendiri.

SEKS

Seks secara harafiah berarti jenis kelamin; jantan atau betina. Seseorang dilahirkan dengan jenis kelamin tertentu. Pengertian ini mengacu pada aktivitas biologis yang berhubungan dengan alat kelamin (genitalia). Kata seks berasal dari kata sexus (Lat) yang berarti jenis kelamin. Kata sexus ini berasal dari kata kerja secare, yang berarti memotong, membagi atau memisahkan.
Dengan demikian, menurut pengertian kata, seks berarti hal-hal yang membagi makhluk hidup ke dalam dua kelompok atau jenis. Jenis yang satu disebut laki-laki (man) atau pria (male) sedangkan yang lain disebut perempuan (woman) atau wanita (female). Dalam dunia binatang pembagian ini disebut betina dan jantan.
Dari pengertian biologis ini seks sering dikonotasikan dengan persetubuhan. Termasuk di dalamnya adalah sex acts. Berdasarkan tujuannya, sex acts dibedakan menjadi tiga:
1. sex as procreasional
2. sex as recreational
3. sex as relational
Sedangkan untuk hal-hal yang lebih umum seperti berpakaian seronok, gerakan erotis, membaca majalah porno, menonton film dllnya lebih bersifat psikologis yang biasa disebut sexual behavior (perilaku seksual), yang berbeda pengertiannya dengan sex acts (tindakan seksual).
Seks sebagai keadaan anatomis dan biologis ini sebenarnya hanya merupakan pengertian sempit dari apa yang disebut dengan seksualitas. Seks mendefinisikan pertama kali keberadaan kita sebagai manusia: perempuan, laki-laki dan kedewasaan. Aspek ini mempengaruhi setiap orang sepanjang hidupnya, bahkan ia cenderung didorong melihat diri dari segi seks mereka.

SEKSUALITAS

Perkembangan hidup maniusia secara pribadi maupun peranannya dalam kehidupan sosial memunculkan istilah seksualitas. Seksualitas berarti seluruh kepribadian manusia sebagai pria atau wanita atau segala hal yang menentukan atau berhubungan dengan ciri-ciri kepriaan atau kewanitaan seorang manusia. Yang dimaksud adalah suatu cara berada; cara memanifestasikan diri; cara mengkomunikasikan diri (menjalin relasi) dengan yang lain, cara merasakan dan mengekspresikan cinta manusiawinya yang hidup.
Dalam bidang seksualitas ini dikenal konsep maskulin (kelekakian) dan feminim (keperempuanan atau kewanitaan) yang lebih bersifat abstrak dan menunjukkan pada sifat0sifat yang dimiliki semua manusia, apakan itu manusia yang berkelamin jantan atau betina. Ada asumsi bahwa sifat-sifat tertentu diasosiasikan dengan feminitas dan yang lain dengan maskulinitas.
Contoh; yang digolongkan dengan feminim misalnya kesabaran, lemah lembut, ketekunan, irrasionalitas, kesetiaan, mengalah dll. Sedanglan maskulin misalnya keberanian, rasionalitas, kekuatan dll.
Semua sifat ini sebenarnya ada dalam setiap manusia. Hanya saja, sering terjadi bahwa feminim diasosiasikan “hanya” ada pada wanita dan maskulin “hanya “ ada pada pria. Di sini, stereotip akan pria dan wanita menjadi sangat terasa. Padahal, keutuhan harmoni kepribadian seseorang merupakan perimbangan sifat maskulin dan feminim yang ada pada dirinya.

GENDER

Gender dan seksualitas mempunyai basis biologis pada seks dan kesuanya merupakan konstruksi sosial yaitu keduanya sama-sama dibentuk dan ditumbuhkembangkan oleh situasi sosial. Akan tetapi keduanya bukan merupakan hal yang sama karena terbentuk dari basis sosial yang berbeda. Pemahaman seksualitas dikaitkan dengan kegiatan yang menyangkut genitalia dan organ seks sekunder lainnya. Sedangkan yang dimasud dengan gender adalah pembedaan laki-laki dan perempuan yang dibuat oleh masyarakat (social constructions of men dan women) yang ciri-cirinya dapat diubah sesuai dan tergantung waktu dan tempat.
Gender ini tidak bersifat universal seperti halnya seksualitas, artinya dari tempat ke tempat dari waktu ke waktu berbeda. Biasanya gender dikaitkan dengan kedudukan dan peran seseorang dalam masyarakat, sedangkanseksualitas menyangkut ciri dan watak seseorang. Contoh; menurut pandangan gender, wanita adalah sorang ibu rumah tangga, kerja di rumah, mengasuh anak dll, pria sebagai pencari nafkah keluarga, pemimpin rumah tangga dll. Dari sudut seksualitas ada konsep maskulin dan feminim seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya.

FAKTOR SEKSUALITAS MANUSIA

Ada beberapa faktor yang menentukan seksualitas manusia:
1. Faktor Kromosom
Kromosom yang menentukan jenis seks adalah kromosom XX dan XY. Kromosom kelamin ovum adalaha X dan sperma adalah Y. Bila kromosom ini berpadu dan menghasilkan XX dalam sel, individu yang akan lahir adalah permpuan, bila XY maka laki-laki. Kelebihan dan kekurangan kromosom dalam inti sel akan menghasilkan individu yang abnormal.
Yaitu:
- Syndrome Turner Klinefelter
i. Individu dengan 47 kromosom. Mempunyai ciri perawakan tinggi, alat kelamin pria tidak tumbh semestinya: buah zakar kecil dan keras, tumbuh payudara pada waktu pubertas yang terlambat, akal budi kurang berkembang
- Syndrome Turner
i. Dengan 45 kromosom karena hanya punya satu kromosom X. Cirinya; kerdil, cacat tubuh, kelamin perempuan dysplastis (pertumbuhan yang menyimpang), heteroseksual dan libido lemah.
- Trisomi
i. Punya kromosom XXX yaitu alay kelamin perempuan tidak tumbuh sempurna, idiot
- Anomali
i. Punya kromosom XYY, cirinya berperawakan tinggi, agresif, cenderung melakukan perbuatan kriminal, juga dalam bidang seks
2. Faktor Gonad
Yaitu faktor yang menentukan jenis kelamin individu. Bila individu mempunyai testis, ia disebut laki-laki dan bila mempunya ovuarium, ia disebut wanita.
3. Faktor Hormon
Hormon yang menentukan jenis seks adalah hormon hasil pertemuan testis dan ovarium yang mempunyai peranan dalam mengembangkan badan laki-laki atau perempuan selama sebelum lahir dan selama masa puber. Hormon pada laki-laki disebut testoteron dan wanita estrogen. Selain dua hormon itu masih ada hormon lain yang mempengaruhi daya dan gejolak seksualitas dalam hidup individu seperti yang mengendalikan birahi, orgasme dan daya tarik seksual.
4. Faktor organ-organ seks internal
Bagi laki-laki yaitu dari saluran mani, kandung mani dan kelenjar prostat. Bagi wanita organ itu adalah indung telur, saluran telur, uterus dan vagina.
5. Faktor organ-organ eksternal
Yaitu yang menentukan jenis seks adalah bagi laki-laki; penis dan skrotum. Perempuan; klitoris, bibir kemaluan kecil dan bibir kemaluan besar.
6. Faktor pemeliharaan seks
Adalah bila seorang anak adalah laki-laki atau perempuan maka ia harus dibesarkan dan dididik sebagai laki-laki atau perempuan.
7. Faktor Identitas Seksual
Adalah kesadaran dan penerimaan jenis seks pada seorang laki-laki atau perempuan sehingga ia dapat berperan sebagai pria dan wanita dalam masyarakat.


Homoseksual

Tidak dapat disangkal bahwa di luar itu semua terdapat semacam bentuk baru yang mau tidak mau harus diterima keadaannya sebagai fakta sosial. Yang dimaksudkan adalah bahwa saat ini tidak ada lagi pembatasan bahwa manusia hanyalah pria dan wanita saja. Dalam hal ini tampak seperti gay, lesbi, transkesual, transgender dll.

“Homosexual behavior is sexual activity with a partner of the same sex” . Homoseksual dianggap sebagai penyimpangan seksual karena homoseksual mengandung kemustahilan untuk suatu perkawinan. Dalam hal ini homoseksual bertentangan dengan kodrat manusia karena hubungan seksual harus dilakukan oleh dua orang dengan jenis kelamin berbeda dalam ikatan perkawinan yang sah, disertai tujuan untuk prokreasi. Perilaku homoseksual tidak diterima karena bertentangan dengan perilaku manusia pada umumnya dan terutama bertentangan dengan hukum Allah. Boleh dikatakan bahwa mereka yang homo berkarakter contra naturam.
Fenomena homoseksual dapat dibedakan menjadi dua yakni kaum homoseksual yang berkecenderungan yang berasal dari pendidikan yang salah, kekuarangan evolusi seksual secara normal, kebiasaan buruk dan penyebab analogi lainnya. Kategori ini dapat disembuhkan. Sementara ada juga kaum homoseksual yang memang demikian adanya karena satu jenis insting tak sehat, dan patologi yang dinilai tak dapat disembuhkan (faktor bawaan).

Lesbian

Lesbian berasal dari kata “lesbos” yaitu suatu pulau di Yunani, di sana pada 600 SM hidup seorang penyair yang bersifat lesbi yaitu mengadakan hubungan seksual dengan gadis-gadis. Nama penyair itu Sappho, maka lesbian di sebut juga “sapphisme”.
Kebanyakan wanita lesbi mengetahui bahwa dirinya berkecenderungan lesbian sejak usia 20 tahun, tetapi dapat terlihat juga pada usia 14 tahun dimana mereka mempunyai perhatian pada sesama gadis. Bagi kaum lesbi, perilaku lesbian dianggap lebih memuaskan karena wanita lebih mesra, lebih halus, dan penuh pengertian. Cinta mereka lebih hebat, menggelinjang dan memanas dibanding cinta seorang homoan. Elemen-elemen erotik yang hebat bergelora dalam desahan cinta lesbian itu jauh lebih intensif daripada nafsu heteroseksual.
Dalam dunia lesbian saat ini, ada 3 istilah untuk menyebut peranannya dalam sebuah hubungan baik emosional maupun seksual, yaitu butchie dan femme. Butchie digunakan untuk pasangan lesbi yang berperan maskulin dan femme digunakan untuk pasangan lesbi yang berperan feminin. Tak jarang juga seorang butchie bercinta dengan butchie dan sebaliknya femme dengan femme secara liar dan penuh gairah, ini sering disebut andro.


Istilah

1. Homofobia: sikap ketakutan dan rasa jijik dan anti homoseks, membenci dan takut kepada kaum gay atau lesbian.
2. Homoseks: perasaan yang dimiliki seseorang yang memilih orientasi seksual atau emosiaonal dengan sesama jenis (wanita= lesbian, Lelaki= gay/ homo).
3. homoseksualitas: aktivitas yang cenderung dilakukan kaum homoseks, jadi pelaku homoseksualitas belum tentu seorang homoseks.


Dari sejak awal sejarah manusia telah ada yang melakukan penyeberangan gender maupun menjalin hubungan erotik romantik dan/atau ritual dengan sesama gender atau antara penyeberang gender dan gender yang ada dalam masyarakat. Dalam kebanyakan hal, hubungan itu berlangsung bersamaan dengan hubungan perkawinan atau sebelumnya. Homoseks eksklusif (gay/lesbian) memang baru meluas dalam jaman modern, terutama pada abad ke 20.
1869:
Dr K.M. Kertbeny, seorang dokter Jerman-Hongaria, menciptakan istilah homoseks dan homoseksualitas.
1920-an:
Komunitas homoseks mulai muncul di kota kota besar Hindia Belanda.
± 1968:
Istilah wadam diciptakan sebagal pengganti yang lebih positif bagi istilah banci atau bencong.
1969:
Organisasi wadam pertama, Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD) berdiri, A.I. difasilitasi oleh Gubernur DKI Jakarta Raya, Ali Sadikin.
Juni 1969:
Di New York, Amerika Serikat, berlangsung Huru-Hara Stonewall, ketika kaum waria dan gay melawan represi polisi yang khususnya terjadi pada sebuah bar bernama Stonewall Inn. Peristiwa ini dianggap permulaan pergerakan gay yang terbuka dan militan di Barat, dan kini dirayakan dengan pawai dan acara-acara lain, termasuk di Israel, Amerika Latin, Jepang, Pilipina, India dan Indonesia. 1978:
International Lesbian and Gay Association OLGA) berdiri di Dublin, Irlandia.
± 1980:
Istilah wadam diganti menjadi waria karena keberatan sebagian pemimpin Islam, karena mengandung nama seorang nabi, yakni Adam a.s.
1981:
Kumpulan gejala penyakit (sindrom) yang kemudian dinamakan AIDS ditemukan di kalangan gay di kota kota besar Amerika Serikat, Kemudian ternyata bahwa HIV, virus penyebab AIDS, tidak hanya ditularkan melalui hubungan seks anal antara laki laki saja.
1 Mar. 1982:
Organisasi gay terbuka pertama di Indonesia dan Asia, Lambda Indonesia, berdiri, dengan sekretariat di Solo. Segera terbentuk cabang-cabang di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan tempat tempat lain. Terbit buletin G: gaya hidup ceria (1982 1984).
1985:
Kaum gay di Yogyakarta mendirikan Persaudaraan Gay Yogyakarta (PGY) dengan terbitan Jaka.
1 Agu. 1987:
Kelompok Kerja Lesbian dan Gay Nusantara (KKLGN, kemudian dipendekkan menjadi GAYa NUSANTARA (GN)) didirikan di Pasuruan-Surabaya sebagai penerus Lambda Indonesia. Menerbitkan majalah/buku seri GAYa NUSANTARA.
1988:
Persaudaraan Gay Yogyakarta diteruskan menjadi Indonesian Gay Society (IGS).
1989:
Denmark menjadi negeri pertama di mana dua warga bergender sama dapat mencatatkan kemitraan (registered partnership) dengan hak-hak hampir sama dengan perkawinan.
1990:
International Gay and Lesbian Human Rights Commission (IGLHRC) berdiri di San Francisco, Amerika Serikat.
1992:
Berdiri organisasi-organisasi gay di Jakarta, Pekanbaru, Bandung dan Denpasar.
1993:
Berdiri organisasi gay di Malang don Ujungpandang.
1993:
Isyu orientasi seksual masuk dalam agenda Konferensi PBB tentang Hak Asasi Manusia di Wina, Austria, tetapi ditentang oleh negara negara konservatif, termasuk Singapura.
Des. 1993:
Kongres Lesbian & Gay Indonesia (KLGI) I diselenggarakan di Kaliurang, DIY. Diikuti sekitar 40 peserta dari Jakarta hingga Ujungpandang. Menghasilkan 6 butir ideologi pergerakan gay dan lesbian Indonesia. GAYa NUSANTARA mendapat mandat untuk mengkoordinasi Jaringan Lesbian & Gay Indonesia (JLGI).
1994:
Afrika Selatan menjadi negara pertama dengan jaminan non-diskriminasi berdasarkan orientasi seksual dalam UUD-nya.
1994:
Isyu orientasi seksual kembali mewarnai perdebatan pada Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (ICPD, Kairo, Mesir), dan ditentang pihak pihak konservatif. Indonesia secara eksplisit menolak.
1995:
Isyu orientasi seksual, diperjuangkan oleh aktivis-aktivis lesbian, mencuat pada Konferensi Dunia tentang Perempuan ke-2 di Beijing, Tiongkok. Kembali pihak-pihak konservatif, termasuk Vatikan dan Iran, menentangnya. Indonesia juga termasuk yang menentang.
Des. 1995:
KLGI II diselenggarakan di Lembang, Jawa Barat. Diikuti makin banyak peserta dari Jakarta hingga Ujungpandang.
22 Jul. 1996:
Partai Rakyat Demokratik (PRD) menjadi partai pertama dalam sejarah Indonesia yang mencantumkan "hak hak homoseksual dan transeksual" dalam manifestonya.
Nov. 1997:
Kongres Lesbian & Gay Indonesia (KLGI III) diselenggarakan di Denpasar. Pertama kali wartawan dapat meliput di luar sidang sidang. A,I, diputuskan untuk sementara diselenggarakan rapat kerja nasional karena dipertanyakan apakah kongres efektif.
Juni 1999:
Gay Pride dirayakan di Surabaya, kerja sama antara GN, Persatuan Waria Kota Surabaya (PERWAKOS) don Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL).
Sep. 1999:
Rakernas JLGI di Solo diancam akan diserang oleh Front Pembela Islam Surakarta (FPIS), sehingga dibatalkan.
Okt. 1999:
Pada International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) ke 5 di Kuala Lumpur, Malaysia, dibentuk jaringan lesbian, gay, biseks, waria, interseks dan queer se-Asia/Pasifik bernama Asia/Pacific Rainbow (APR). GN ikut menjadi pendiri.
Mar. 2000:
IGS mendeklarasikan 1 Maret sebagai Hari Solidaritas Lesbian & Gay Nasional.
Nov. 2000:
Kerlap-Kerlip Warna Kedaton 2000, acara pendidikan HIV/AIDS melalui hiburan di Kaliurang, DIY, diserang oleh serombongan laki-laki yang menamakan dirinya Gerakan Anti-Maksiat (GAM). Sempat terbentuk front bersama berbagai organisasi yang menentang kekerasan, tetapi karena intimidasi pihak GAM lambat-laun mengecil dan bubar.
Apr. 2001:
Negeri Belanda menjadi negeri pertama yang mengesahkan perkawinan untuk semua orang (termasuk gay dan lesbian). Salah seorang dari pasangan yang kawin harus warga atau penduduk tetap Belanda.
Jul. 2001:
Perdebatan tentang orientasi seksual kembali hangat di Konferensi Dunia Melawan Rasisme di Durban, Afrika Selatan.
Apr. 2003:
Brasil mengusulkan kepada Komisi Tinggi PBB untuk HAM agar orientasi seksual dimasukkan sebagai salah satu aspek HAM. Pengambilan keputusan ditunda. Dalam prosesnya, Vatikan mendesak pemerintah-pemerintah Amerika Latin lainnya untuk menentang usulan ini.
Jun. 2003:
Pemerintah Canada dinyatakan inkonstitusional oleh Pengadilan Tinggi Ontario di Toronto ketika menolak pencatatan perkawinan antara dua orang bergender sama. Pengadilan Tinggi segera memerintahkan dimungkinkannya pencatatan sipil perkawinan homoseks, tanpa mensyaratkan pasangan warga negara atau penduduk tetap Canada.
BAHASA GAUL:

Dalam bahasa pergaulan sehari-hari, kalangan yang mengakui adanya prularitas orientasi seksual dikenal adanya penggunaan bahasa gaul yang secara budaya dan pengucapan mempertunjukkan kreasi dan kegairahan mereka tanpa menjadi terjebak pada penyeragaman bahasa yang membosankan, tanpa daya pikir, anti-kenikmatan dan mentabukan seksual. Sebaliknya mereka selalu aktif menciptakan keragaman, merangsang gairah-gairah (pengucapan) oral mereka dan menciptakan literatur yang lebih terbuka pada kesenangan mereka sendiri. Dan, walaupun secara permukaan dimarjinalkan, secara aktif masyarakat yang menagungkan satu orientasi seksual yang saklar menadopsinya dalam bahasa keseharian mereka (contoh: "bencong"). Di bawah adalah penjelasan singkat bagaimana kreativitas bahasa itu diekspresikan dalam keberagaman cara clan metode modifikasi, diantaranya yang disebut sebagai bahasa "binan".
1. Bentuk modifikasi regular
o Tambahan awalan "si"
Awalan "si" biasanya digunakan oleh waria di Jawa Timur. Cara pengunaannya dengan menambahkan kata "si" pada setiap kata yang digunakan dengan terlebih dahulu memenggal suku kata pertama dari suku kata belakang, sehingga menghasilkan bunyi baru. Syaratnya, setiap kata modifikasi tesebut harus berakhir dengan huruf konsonan.
Cara pembentukan: lanang (jw. laki-laki) dipenggal menjadi lan + ang. Kemudian pada kata lan di depannya diberi awalan "si", sehingga menjadi kata silan, yaitu "si" + lan.
Contoh lain:
wedhok (jw. Perempuan) -> siwed ("si"+wed)
Makan -> simak("si" + mak)
Pergi -> siper("si" + per)
o Tambahan akhiran "ong"
Penambahan akhiran "ong" adalah modifikasi sederhana lain yang Bering juga digunakan. Penggunaannya dengan menyesuaikan/mengasimilasi setiap suku kata terakhir dalam bahasa keseharian dengan bunyi "ong" dan setiap huruf vokal suku kata pertama menjadi bunyi e.
Cara pembentukan: Kata "banci", suku kata ban- dirubah bunyinya menjadi "ben", sedangkan suku kata akhir (ci) diasimilasikan dengan akhiran "ong" sehingga menjadi kata "cong". Jika kedua suku kata digabung (ben + cong) berubah menjadi kata "bencong".
Contoh lain:
laki -> lekong (la+ ki -> le +kong)
Makan -> mekong (ma + kan -> me + kong)
Homo -> hemong (ho + mo -> he + mong)
o Tambahan akhiran "es" atau 'i'
Kaidah yang berlaku dalam penambahan akhiran "es" hampir sama dengan modifikasi dengan akhiran "ong", kecuali pada penambahan suku kata akhir disesuaikan dengan bunyi "es" atau "i". Sehingga kata "band" bisa dimodifikasi menjadi kata "bences" atau "benci".
Contoh lain: lekes atau leki (la+ ki -> Le + kes atau ki) jalan -> jeles atau jeli (Ja+ lan -> je + les atau li)
o Tambahan sisipan "in"
Dibanding dengan modifikasi regular lainnya, sisipan "in" sedikit lebih sulit dalam penerapannya. Dalam modifikasi dengan sisipan "in", setiap suku kata dibagi diasimiliasikan dengan sisipan bunyi "in".
Cara pembentukan:
Misalnya kata "banci", suku kata awal ban dipisahkan dengan suku kata akhir ci, sehingga menjadi dua bunyi yang benar-benar terpisah. Kata ban dan ci disisipi dengan kata "in" sehingga berbunyi "binan cini'.
Contoh lain:
lesbi -> lines bini (les+ bi -> lines+ bini) homo -> hino mino (ho+ mo -> hino+ mino)
2. Bentuk modifikasi irregural
o Dengan memberi makna beda pada istilah kata umum. Jenis kata plesetan ini dibentuk dengan berbagai alasan antara lain bisa dikarenakan kesamaan sifat atau karakter antara dua kata atau bisa dikarenakan semata-mata oleh kesamaan bunyi. Untuk yang kata ganti yang digunakan karena analogi karakter bisa ditemui antara lain pada kata-kata berikut ini; "jeruk" (pemeras), "idealisme" (idiot), "bawang" (bau), "cuci WC" (menjilati dubur, analingus), "madonna° (matre), dll. Sedangkan plesetan kesamaan bunyi antara lain; "sandang" (sana), " "bandana" (bandit), "cumi-cumi" (berciuman) dll.
o Plesetan Singkatan kata-kata umum
Misalnya:
"BBC" atau "bibisi" (becak, tukang becak)
"mojokerto" (mojok)
"texas" (terminal)
"California" (pinggir kali)
dll.
o Kata-kata yang khusus, istilah yang hanya ditemukan dalam kalangan gay. Kata-kata yang dalam pengertian bahasa lain terdengar tidak ada makna.
Misal; "akika" (aku)
"diana" (dia)
"amir" (amat, sangat)
"cik pin" (pincang)
"la nina" (lanang)
"habibah" (habis)
"lucy-lucy" (elus-elus)
"metelek" (gay yang baru bercinta)
dll.
o Istilah=Istilah atau Singkatan
Misal:
"ADIIYA" (Adu titit saja)
"BAKSO" (Badannya seksi sekali bo!)
"HANDOKO" (Hanya doyan kontol)
"P&G" (Penjong & gedong), "UMNO" (Urusan Meong Number One) dll.
(Catatan: Aturan-aturan tersebut tidak selalu berlaku secara terpilah-p1lah, kadang-kadang dalam satu kata bisa terjadi merupakan dua cara plesetan sekaligus).

No comments: